Grand Canyon

Grand Canyon terletak di sebelah barat laut Negara bagian Arizona, Amerika Serikat ini adalah lembah yang sangat luas. Luas seluruh areanya mencapai 4.932km2 . Luas ini bahkan dua kali lipat lebih dari koya Tokyo yang luasnya 2.100 km2 . Di Grand Canyon, jurang tinggi berwarna kecoklatan dengan lapisan tanah bergaris-garis bagaikan menggali sampai ke dasar lembah.
 Lembah di kawasan ini sangat dalam bahkan sampai 1700 meter. Sedangkan jarak antara pinggir tebing yang satu dengan yang lain mencapai 6-29km. Meskipun kawasan ini terdapat banyak gunung dan lembah, sebenarnya dulu hanyalah berupa dataran tinggi. Sungai Colorado yang mengalir di dataran tinggi ini mengikis tanah dalam waktu yang sangat lama, sehingga terbentuklah topografi seperti yang ada saat ini.
Dataran yang sangat luas ini diresmikan sebagai Taman Nasional Amerika pada tahun 1919. Sekarang ini, banyak wisatawan dari berbagai pelosok dunia yang berdatangan untuk melihat langsung pemandangan Grand Canyon yang menakjubkan. 
Sekitar ratusan juta tahun yang lalu, banyak lapisan tanah yang meninggi karena adanya dorongan yang sangat kuat dari dalam bumi. Hal itu disebut perubahan lapisan bumi. Lapisan tanah di dekat Grand Canyon pun mengalami hal yang sama. Dataran tinggi yang kemudian dilewati oleh aliran Sungai Colorado akhirnya membentuk lembah-lembah tinggi. 
Sungai Colorado sering kali mengalami banjir dan mengikis lapisan tanah. Dan dalam waktu yang sangat lama, terbentuklah lembah-lembah yang sangat dalam. Dalam satu hari, Sungai Colorado dapat mengikis 500 ribu, bahkan 50 juta ton tanah saat terjadi banjir. Karena itu, saat ini bendungan air Grand Canyon digunakan sebagai penahan banjir. 
Di lapisan tanah pada lembah Grand Canyon banyak ditemukan fosil-fosil makhluk hidup. Lapisan paling bawah yang merupakan lapisan tertua telah berusia lebih dari 2 miliar tahun. Semakin ke atas, menunjukkan lapisan tanah yang lebih muda dibanding lapisan dibawahnya. Di lapisan bawah lembah yang usianya lebih dari 500 juta tahun, telah ditemukan fosil binatang laut yang disebut ‘trilobite’. Di lapisan tanah yang berusia lebih dari 300 jtua tahun, ditemukan fosil tumbuhan dan coral laut. Di lapisan tanah berusia 200 juta tahun, ditemukan fosil tumbuhan paku. Selain itu, juga ditemukan fosil nenek moyang berbagai jenis ikan dan reptile. 
Perbedaan suhu dan kelembaban antara dasar lembah dan di puncaknya pun cukup ekstrim. Oleh karena itu, banyak jenis binatang dan tumbuhan yang hidup di tempat ini. Di bagian puncak, terdapat rusa, tupai, dan puma. Di bagian tengah lembah didiami oleh rubah, sigung, dan landak. Di bagian bawah lembah yang iklimnya hamper sama dengan suhu di padang pasir, banyak didiami ular berbisa dan kadal.
Uniknya, tupai di kedua tepi lembah memiliki warna yang berbeda. Pada satu tepi lembah memiliki warna abu-abu, sedangkan pada sisi lembah lainnya, tupai memiliki warna hitam atau putih. Meskipun berasal dari jenis yang sama, ternyata mereka berevolusi menyesuaikan lingkungan tempat hidupnya.

Read more

Teotihuacan

Teotihuacan merupakan reruntuhan sebuah kota terbesar di Benua Amerika yang dulunya berkembang pesat di Meksiko. Setelah kota ini hancur, suku Aztec menamainya Teotihuacan yang berarti 'tempat para dewa'. Siapa yang membangun dan kenapa kota ini dihancurkan, hal itu masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Reruntuhan ini juga merupakan situs arkeologi besar yang melingkupi beberapa struktur piramida dan didirikan pada zaman pra-Colombus. Selain terdapat banyak bangunan piramida, Teotihuacan juga dahulu merupakan kompleks permukiman besar. Di Teotihuacan juga ditemukan makam dengan lukisan-lukisan yang indah.
Menurut lagenda orang Aztec, di sinilah para dewa berkumpul untuk merancang penciptaan kehidupan. Nama 'Teotihuacan' juga digunakan untuk merujuk kepada kerajaan yang menguasai wilayah lembah ini, yang pada pada masa keemasannya mencakup sebagian besar Mesoamerika.
Pembangunan kota Teotihuacan bermula sekitar 300 SM, dan mencapai masa keemasannya sekitar tahun 300-600 M. Pada mulanya, Teotihuacan mencakup 13 km² dan diperkirakan mempunyai penduduk melebihi 150.000 jiwa, kemungkinan hingga mencapai 200.000 jiwa. Bukti arkeologi menunjukkan bandar Teotihuacan terdiri dari penduduk asli yang berasal dari seeluruh bagian Mesoamerica, seperti Mixtec, Zapotec, dan Maya. Rakyat Teotihuacan menjalin hubungan dagang dengan beberapa daerah lain di Mesoamerika, seperti perdagangan obsidian.
 
Pusat permukiman Teotihuacan dilengkapi dengan bangunan keagamaan penting, seperti Piramida Matahari dan Piramida Bulan, Kuil Quetzalcoatl, kuil-kuil kecil dan istana-istana.  Tak ada teks tertulis dari Teotihuacan yang tersisa, tetapi penyebutan Teotihuacan dapat diketahui dari teks di situs Maya, yang menunjukkan pemimpin Teotihuacan mengembara dan menundukan penguasa setempat sampai sejauh Honduras. Dari inskrpsi hieroglif Maya, disebutkan Burung Hantu Pelempar Lembing, kemungkinannya merupakan Maharaja Teotihuacan, yang memerintah lebih dari 60 tahun dan meletakkan saudaranya sebagai raja kerajaan Tikal dan Uaxactun di Guatemala.
Pada tahun 650 Teotihuacan mengalamai kemunduran. Teotihuacan lalu mengalami serbuan dari bangsa Toltec, sekitar tahun 750. Penelitian mengenai reruntuhan situs besar masih berlangsung. Reruntuhan Teotihuacan merupakan tempat permukiman manusia pada zaman Aztec; ia mempesonakan Conquistador yang melaluinya; dan ia merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan yang mengunjungi Mexico semenjak abad ke-19. 
Penggalian arkeologi kecil-kecilan telah dilakukan sejak abad ke 19, dan pada 1905 proyek penggalian besar-besaran dan pemugaran telah dilakukan di bawah pengawasan pakar arkeologi Leopoldo Batres. Piramida Matahari diperbaiki dalam rangka menyambut kemerdekaan Mexico tahun 1910 yang ke seratus tahun. Teotihuacan terkenal sebagai tujuan wisata. Sekarang situs ini mempunyai museum, dan penggalian arkeologi di situs tersebut masih dilakukan
Read more

Persepolis

Persepolis merupakan sebuah ibu kota kuna dari Kekaisaran Persia, terletak 70 km timur laut Shiraz, Iran. Kekaisaran Persia adalah kekaisaran yang menyatukan Asia Barat kuno. Persepolis adalah istana raja yang digunakan untuk perayaan tahun baru. Meskipun jarang digunakan, tapi istana ini dibangun dengan sangat megah. Dalam bahasa Persia kuna, kota ini disebut Parsa, yang berarti "Kota Bangsa Persia".  Dalam bahasa Persia, tempat ini dikenal sebagai 'Takht-e Jamshid' (Tahta Jamshid) dan 'Parseh'. Sisa terawal Persepolis berasal sekitar tahun 515 SM.
Bukti arkeologi menunjukkan bahwa reruntuhan Persepolis yang paling awal berasal dari sekitar tahun 515 SM. André Godard, seorang arkeolog Perancis pada awal 1930-an menyatakan bahwa Cyrus Agung memilih lokasi Persepolis, tetapi Darius Agunglah yang membangun teras pelataran dan kompleks bangunan istananya.
Bangunan di kompleks Persepolis terbagi atas tiga kelompok: kawasan militer, kawasan perbendaharaan (ruang harta), dan balai resepsi serta kediaman sementara Raja. Struktur utama antara lain Tangga Agung, Gerbang Semua Bangsa (Gerbang Xerxes), Istana Apadana Darius, Balai Seratus Tiang, Balai Tripylon Hall, dan Istana Tachara milik Darius, Istana Hadish milik Xerxes, Istana Artaxerxes III, Bendahara Kemaharajaan, Istal kuda kerajaan, serta rumah Kereta Perang. Proyek rekonstruksi paling akhir berusaha untuk merekonstruksi aneka warna cat dari situs dan monumennya.
Darius Agung membangun istana paling agung di Persepolis di sisi barat. Istana ini disebut Apadana. Raja segala Raja menggunakannya sebagai balairung audiensi resmi. Pembangunan dimulai tahun 515 SM. Putranya, Xerxes I, menyempurnakannya 30 tahun kemudian. Istana ini memiliki balai agung berbentuk bujur sangkar, tiap sisinya berukuran panjang 60 meter dengan 72 tiang besar, 30 diantaranya masih tegak berdiri. Setiap pilar besar ini setinggi 19 meter. Pilar ini menopang atap yang luas dan sangat berat. Puncak tiang dihasi patung batu hewan, seperti banteng berkepala dua, singa, atau rajawali. Tiang ini terhubung oleh batang penopang datar dari kayu ek atau kayu sedar Lebanon. 
Dindingnya dilapisi lumpur dan stuko setebal 5 cm, sebagai perekat, kemudian dilapisi stuko hijau. Di sisi barat, utara, dan timur istana terdapat beranda persegi yang memiliki 12 tiang tersusun dalam dua baris masing-masing enam tiang. Di sisi selatan balairung terdapat serangkaian kamar sebagai tempat penyimpanan. Dua tangga bergaya Persepolis dibangun secara simetris terhubung dengan fondasi batu. Untuk melindungi atap dari erosi, talang air vertikal dibangun melewati tembok bata. Di keempat sudut Apadana, dibangunlah empat menara yang menjorok ke luar.
Disebelah Apadana, bangunan kedua terbesar dari teras dan adalah Balai Takhta atau Balai Kehormatan Prajurit Kemaharajaan (juga disebut "Istana Bertiang Seratus"). Bangunan berukuran 70x70 meter persegi ini dibangun oleh Xerxes I dan diselesaikan oleh putranya, Artaxerxes I pada akhir abad ke-5 SM. Kedelapan gerbang batunya dihiasi relief. Pada sisi utara dan selatan menggambarkan suasana takhta, dan pada sisi timur dan barat dengan adegan Raja memerangi monster. Dua patung batu banteng raksasa mengapit portiko utara. Kepala salah satu banteng ini kini disimpan di Oriental Institute di Chicago.
Pada awal pemerintahan Xerxes, Balai Takhta umumnya digunakan untuk resepsi komandan militer dan utusan dari semua negara jajahan Kemaharajaan Persia. Kemudian Balai Singgasana dijadikan museum kemaharajaan.

Read more

Pohon Darah Naga

Pohon Darah Naga (Dracaena cinnabari) merupakan jenis pohon yang sangat langka yang berasal dari kepulauan Socotra, yaitu pulau kecil dari empat pulau di tengah Samudera Hindia. Pohon Darah Naga ini berbentuk seperti Jamur ataupun Payung raksasa. Pohon ini ditemukan oleh Profesor Issac Bayley Balfour pada tahun 1880. 

Pohon Darah Naga ini tumbuh di daerah yang kering dan dapat hidup lebih dari 300 tahun. Pohon Darah Naga tidak seperti pohon yang lain. Pohon - pohon pada umumnya memiliki getah berwarna putih. Tetapi pada Pohon Darah Naga, getahnya berwarna merah seperti darah dan biasa desebut sebagai darah naga jika disayat.  Oleh karena itu disebut Pohon Darah Naga. 
Konon menurut legenda nama pohon ini yaitu pada jaman dahulu, ada seekor ular balistik yang besar yang dianggap naga. Suatu hari naga itu berkelahi dengan seekor gajah dan keduanya mati. Kedua binatang itu mengeluarkan darah. Darah kedua binatang itu dipercaya memiliki kekuatan ajaib. Pada saat kedua darah binatang ini bercampur, tumbuhlah sebatang pohon. Pohon inilah yang dipercaya sebagai pohon darah naga.
Darah naga juga memiliki sejarah dalam Ritual Spiritual (Sihir). Darah Naga dipercaya dapat meningkatkan kekuatan mantra sihir untuk perlindungan, cinta, mengusir roh jahat, dan sebagainya. 
Getah merah pada Pohon Darah Naga ini dapat digunakan sebagai obat, pewarna maupun pemanis pada makanan. Sebenarnya darah naga telah digunakan sebagai obat dan pewarna sejak abad ke-1 oleh masyarakat Romawi kuno, Yunani Kuno, dan Arab. Lalu sejak abad ke-18, dipakai sebagai pernis untuk biola di Italia. Hingga saat ini darah naga masih digunakan sebagai pernis biola dan juga digunakan pada proses photography.

Read more

Air Terjun Iguazu

Air terjun Iguazu adalah nama air terjun yang berlokasi di Sungai Iguazu di perbatasan negara bagian Paraná di Brazil dan propinsi Misiones di Argentina. Air terjun ini membagi sungai menjadi bagian atas dan bawah.
Nama Iguazu diambil dari kata dalam bahasa Guarani atau Tupi yang berarti 'air' dan uasu  yang berarti 'besar'. 
Legenda menyebutkan bahwa dewa ingin menikahi seorang wanita bernama Naipí, yang kemudian pergi dengan kekasihnya Taroba dengan kano. Dewa menjadi marah dan membelah sungai sehingga terciptalah air terjun dan mereka berdua jatuh ke dalamnya. Orang Eropa pertama yang menemukan air terjun ini adalah penjelajah Spanyol bernama 'Conquistador Álvar Núñez Cabeza de Vaca' di tahun 1541, yang juga diabadikan untuk nama bagian air terjun di sisi Argentina. Air terjun ini lalu ditemukan kembali oleh Boselli di akhir abad ke-19, dan salah satu nama air terjun lain di sisi Argentina diambil dari namanya.
 
Air terjun Iguazu yang terdapat di Sungai Iguazu ini adalah salah satu air terjun terbesar di dunia. Air terjun ini membentang lebih dari 2.700 m dalam bentuk setengah lingkaran. Dari 275 air terjun yang jatuh secara kolektif membentuk Air terjun Iguassu, 'Tenggorokan Setan' adalah yang tertinggi dengan ketinggian 80 m. Air terjun Iguazu terletak di perbatasan antara negara bagian Paraná, Brazil dan provinsi Misiones, Argentina dan dikelilingi oleh dua Taman Nasional (BR/ARG). Keduanya hutan hujan subtropis yang merupakan tempat tinggal ratusan spesies flora dan fauna langka dan terancam punah.
Volume air terjun ini meningkat seiring datang musim hujan. Air terjun ini menjadi salah satu tempat wisata yang banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai negara.

Read more

Makam Firaun Tutankhamun

Firaun Tutankhamun adalah firaun yang paling terkenal sepanjang sejarah. Tutankhamun adalah Firaun ke-12 dari dinasti Eighteenth Mesir. Tutankhamun memerintah dari 1334-1323 SM, dan selama periode itu dikenal sebagai 'Kerajaan Baru'. Firaun Tutankhamun memiliki nama asli, yaitu  'Tutankhaten' yang berarti "Gambar Hidup Aten". Sementara Tutankhamun berarti 'Gambaran Hidup Amun'.
Tutankhamun mulai memerintah pada usia 9 tahun, dan merupakan raja mesir kuno termuda sepanjang sejarah mesir. Tetapi pemerintahannya memegang tanggung jawab besar dan harus diteruskan pada penggantinya. Meskipun demikian, Tutankhamun yang paling terkenal dari Firaun yang menguasai mesir sebelumnya memiliki julukan sebagai 'King Tut'. Makamnya ditemukan pada tahun 1922 oleh Howard Carter dan menerima liputan pers di seluruh dunia, sehingga memicu kepentingan publik yang baru di Mesir Kuno

Tutankhamun menikah dengan Ankhesenpaaten, putri Akhenaten yaitu saudara perempuannya sendiri. Ankhesenpaaten juga mengubah namanya dari akhiran 'ATEN' untuk mengakhiri 'Amun', menjadi Ankhesenamun. Tutankhamun meninggal pada usia 19 oleh cedera kepala. Banyak menduga bahwa dia dibunuh. Dia dimakamkan di Lembah Para Raja.

Selama dua tahun, sejumlah ilmuwan di Mesir menyelidiki mumi dari raja yang berusia 19 tahun itu untuk mengkaji darah dan DNA. Mereka menemukan parasit malaria dalam darahnya.
Sejak makam Tutankhamun ditemukan oleh Howard Carter di Lembah Raja pada 1922, para ilmuwan mengungkap berbagai spekulasi tentang penyebab kematiannya. Beberapa ilmuwan berpendapat raja yang masih berusia 19 tahun itu tewas karena jatuh dari kereta kudanya dan ada yang berpendapat bahwa dia sebenarnya dibunuh.

"Hal penting lain yang menyebabkan kematiannya adalah malaria yang akut yang ditemukan berdasarkan tes DNA," kata Dr Zahi Hawass. Namun ada pula yang mengatakan Tutankhamun menderita penyakit yang amat jarang yang menyerang keluarganya karena dia meninggal pada usia amat muda dan tidak meninggalkan ahli waris.

Dua diantara mumi yang diteliti dengan menggunakan sidik jari genetis diperkirakan merupakan nenek dan ayahnya. Hasil penyelidikan mengukuhkan Raja Tutankhamun kemungkinan menderita penyakit turunan berupa penyakit tulang yang menyerang kaki yang disebut 'Kohler II'.

Namun peneliti juga menemukan bekas-bekas parasit malaria di darahnya sehingga menyimpulkan malaria bersama dengan luka di kakinya yang tidak sembuh itu telah menyebabkan kematiannya.

Pada saat Howard Carter mencoba menggali selama sepuluh tahun,  kemajuan terakhir yang ditemukan hanyalah potongan pakaian dan bongkahan batu yang bertuliskan nama Tutankhamun, dan jejak yang mengarah pada masa pemerintahan firaun berusia 18 tahun itu.
Kemudian penggalian dilanjutkan oleh seorang mandornya bernama Ali yang melaporkan penemuan sebuah tangga batu yang menurun di sekitar kompleks itu. Penggalian dilanjutkan selama dua hari dan tangga batu itu jelas terlihat mengarah pada satu pintu tertutup. Lord Carnarvon pun ditelegram memberitahu bahwa pintu makam Tutankhamen sudah ditemukan. Setelah Carnarvon tiba di lokasi, dua hari kemudian pintu batu menuju makam berhasil dibuka. Didalamnya terdapat lorong dengan serakan bebatuan berhias hiroglif Mesir Kuno di dinding menuju pintu berikutnya.

Carter mencoba membuka pintu batu dengan memahat celahnya. Setelah menggeser beberapa bongkah batu, ia membuat sebuah lubang kecil. Dari celah itu ia memasukkan lilinnya untuk mengintip ke dalam ruangan yang gelap di balik pintu. Apa yang dilihatnya membuatnya diam takjub selama beberapa saat. Ia telah menemukan makam yang ia cari selama dua puluh tahun terakhir, yakni makam Firaun Tutankhamun .

Howard Carter yang menemukan situs makam Firaun Tutankhamun ini menjadi berita besar yang mengehbohkan dalam sejarah arkelog masa itu. Penemuan ini dinobatkan sebagai temuan arkelogi paling menakjubkan di abad 20.

Temuan kompleks makam lengkap dengan artefak dan harta peninggalan firauan yang masih utuh, mummi, situs, dan semua yang berada di dalam makam itu masih tersegel dan belum pernah disentuh siapa pun setelah pemakamannya 3.300 tahun yang lalu. Saat pertama kali menemukan ruang makam bawah tanah itu, H Carter melihat bahwa ruangan itu dilapisi emas murni yang kuning berkilau. Di dalam ruangan itu terdapat 4 lubang kubur dengan masing-masing peti mati batu didalamnya.

Ruangan itu tertata baik dengan beberapa pot bunga, singgasana bertahta permata, baju-baju kerajaan, beberapa set alat rumah tangga, pisau dan senjata, patung berbentuk aneh, dan beberapa peti harta.Didalam peti mati itu terdapat mummi yang disegel dengan nama Tutankhamun. Peti matinya terdiri dari tiga lapisan. Dan lapisan paling terakhir terbuat dari lempengan emas murni berukir. Mummi firaun itu dibalut kain kafan putih berlapis permata, bagian wajah ditutup topeng emas berhias permata, dan di bagian dadanya terdapat kalungan bunga yang warnanya masih “segar”.

Temuan makam firaun ini adalah yang terlengkap dalam sejarah. Satu-satunya situs (saat itu) yang belum dijarah dan terjamah manusia. Sampai akhirnya ekpedisi H Carter dan Carnarvon menemukan dan membuka segel firaun yang sudah terkubur ribuan tahun itu.

Read more

Taman Laut Bunaken

Bunaken yaitu sebuah pulau seluas 8,08 km² di Teluk Manado, yang terletak di utara pulau Sulawesi, Indonesia.  Pulau ini merupakan bagian dari kota Manado, ibu kota provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Pulau Bunaken dapat di tempuh dengan kapal cepat (speed boat) atau kapal sewaan dengan perjalanan sekitar 30 menit dari pelabuhan kota Manado.

Di sekitar pulau Bunaken terdapat taman laut Bunaken yang merupakan bagian dari Taman Nasional Bunaken. Pada awalnya Bunaken adalah pulau karang (atol). Luas wilayahnya sekitar 887,5 hektare dengan kondisi morfologi sedikit bergelombang. Taman Nasional Bunaken merupakan salah satu Taman Laut terindah di dunia.
Taman laut ini memiliki biodiversitas kelautan salah satu yang tertinggi di dunia. Selam scuba menarik banyak pengunjung ke pulau ini. Secara keseluruhan taman laut Bunaken meliputi area seluas 75.265 hektare dengan lima pulau yang berada di dalamnya, yakni Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage berikut beberapa anak pulaunya, dan Pulau Naen. Meskipun meliputi area 75.265 hektare, lokasi penyelaman (diving) hanya terbatas di masing-masing pantai yang mengelilingi kelima pulau itu.
Sebagian besar wilayah pantainya terdiri dari hutan bakau dan pasir putih. Lautnya terdapat terumbu karang keras dan lembut, dinding karang yang terjal, dengan beraneka bentuk dan warna biota laut diantaranya terdapat ikan hiu, kura-kura, Mandarin Fish, kuda laut, ikan pari, dan yang terkenal adalah ikan purba Raja Laut (Coleacant) dan masih banyak lagi yang membentuk taman laut nan indah.
Taman laut Bunaken memiliki 20 titik penyelaman (dive spot) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 titik selam di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Dua belas titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan pecinta keindahan pemandangan bawah laut.
Sebagian besar dari 12 titik penyelaman di Pulau Bunaken berjajar dari bagian tenggara hingga bagian barat laut pulau tersebut. Di wilayah inilah terdapat underwater great walls, yang disebut juga hanging walls, atau dinding-dinding karang raksasa yang berdiri vertikal dan melengkung ke atas. Dinding karang ini juga menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan di perairan sekitar Pulau Bunaken.
Read more
 

Explore Your New Experiences ! Design by Insight © 2009